Hidayat Sukrawinata dan Dedeh pada saat Lebaran Tahun 2009

Keluarga Trina Maphilinda dan Sudibyo bersama kedua anaknya Annisa Fitri Hanifah dan Nisrina Nur Fitriani

Keluarga Wiwin Winarti dan Mohamad Ikhwan bersama ketiga anaknya Mohamad Auliya Ikhwan, Sarah Nurulmillah dan Hana Nurul Kamillah Ikhwan

Rabu, 06 Juli 2016

Pertama kali Lebaran di Jakarta

[Rabu, 6 Juli 2016] Bagi keluarga Inne Herniyati dan Gatot Suherman, merayakan lebaran senantiasa selalu dirayakan di kota Bandung. Tetapi untuk lebaran di tahun 2016 ini yakni Iedul Fitri 1437H, baru pertama kalinya dirayakan di Jakarta, tepatnya di daerah Cinere.

Hal ini dikarenakan Amih sudah beberapa bulan ini tinggal bersama dengan keluarga Trina Maphilinda di Cinere, Limo, Depok. Untuk itulah keluarga besar Hidayat Sukrawinata merayakan hari raya lebaran tahun 2016 untuk pertama kalinya lebaran di Jakarta.

Sayangnya keluarga dari Iwan Winardi dan Ida Agustina, berhalangan hadir untuk kumpul bersama.
Nah, ini nih gambar keluarga Inne Herniyati dan Gatot Suherman bersama dengan cucunya ketika berada di rumah Trina Maphilinda.


Giandra Zehan Daneswara



Sholat Iedul Fitri 1437H di Masjid Kubah Mas, Depok

[Rabu, 6 Juli 2016] Lebaran di tahun 2016 ini, keluarga besar Hidayat Sukrawinata melaksanakan tali silahturahimnya di Jakarta. Hal ini dikarenakan Amih sudah tinggal beberapa bulan ini di keluarga Trina Maphilinda di daerah, Cinere. Pada kesempatan ini juga keluarga Hidayat Sukrawinata baru pertama-kalinya merasakan lebaran di Jakarta. Setelah jam 6 pagi kami bersama-sama menuju Masjid Kubah Emas, di daerah Maruyung, Limo, Depok. 

Suasananya lebih ramai dibandingkan ketika keluarga Trina Maphilinda yang sholat iedul fitri beberapa tahun yang lalu. Inilah beberapa photo yang dapat diambil pada kesempatan ini. 



Rabu, 15 Juni 2016

Anak, Cucu dan Cicit Hidayat Sukrawinata


Silsilah dalam pernikahan Hidayat Soekrawinata dengan Rd. Dedeh mempunyai anak sebanyak 4 orang yakni 1 laki-laki dan 3 Perempuan. Untuk Cucu sebanyak 11 cucu yakni 3 laki-laki dan 8 perempuan serta 2 cicit yakni 1 laki-laki dan 1 perempuan. (update per 15 Juni 2016)

Untuk selengkapnya Anak, cucu dan cicit dari Hidayat Soekrawinata adalah sebagai berikut :

Anak :
  1. Inne Herniyati
  2. Trina Maphilinda
  3. Irwan Winardi
  4. Wiwin Winarti
Cucu :
  1. Ginanjar Caesar Ramadhan (Gingin)
  2. Gina Annisa Putri
  3. Annisa Fitri Hanifah (Ninis)
  4. Nisrina Nur Fitriani (Ririn)
  5. Irham Rizqi
  6. Hanifah Febriani
  7. Fina
  8. Syifa
  9. Mohamad Auliya Ikhwan
  10. Sarah Nurulmillah
  11. Hana Nurul Kamillah Ikhwan
Cicit :
  1. Gianna Adzkiya Syaukina
  2. Giandra Zehan Daneswara




Selasa, 14 Juni 2016

Manfaat Berjemur Di Bawah Sinar Matahari Pagi

Manfaat Sinar Matahari di saat pagi, hal yang terlampau sayang untuk dilewatkan, sinar matahari pada waktu pagi tidak hanya membuat indah suasana di pagi hari, namun juga sangat penting untuk kesehatan.

Sinar matahari ini adalah salah satu sumber kehidupan bagi planet kita. Banyak sekali peran Matahari, proses fotosintesis pada tanaman juga memerlukan sinar matahari.
Sinar matahari banyak mengandung Vitamin D, maka bersyukurlah karena kita bisa menikmati vitamin D gratisan, iya kan ? 



Disamping itu sinar matahari juga bermanfaat membunuh mikro bakteria, oleh karena itu banyak ahli kesehatan menyarankan untuk mebuat rumah yang di pagi hari cukup terkena sinar matahari ini.
Beberapa manfaat sinar matahari bagi kesehatan :
  1. Mengurangi gula darah
    Sinar matahari adalah insulin alami yang memberikan kemudahan penyerapan glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh. Hal inilah yang merangsang tubuh untuk mengubah gula darah menjadi glycogen, yang kemudian disimpan di hati dan otot. Proses inilah sebagai turunnya kadar gula darah.
  1. Mengandung vitamin D
    Pada waktu berkas sinar ultraviolet disaring di kulit, sinar tersebut merubah simpanan kolesterol di kulit menjadi vitamin D. Menerima paparan sinar matahari selama 5 menit saja sama artinya dengan memberikan 400 unit vitamin D pada tubuh Anda.
  1. Membentuk dan memperbaiki Tulang
    Meningkatnya vitamin D dalam tubuh karena paparan sinar matahari dapat meningkatkan penyerapan kalsium di dalam tubuh Anda. Kondisi ini adalah solusi dalam pembentukan dan perbaikan tulang dan mencegah penyakit seperti rakhitis dan osteomalacia.
  1. Meredam kolesterol darah
    Ini merupakan kelanjutan proses di atas. Setelah kolesterol di bawah kulit dirubah menjadi vitamin D, otak dan tubuh kemudian memberikan sinyal kepada kolesterol yang ada dalam darah untuk keluar dari darah menuju ke kulit. Dari proses inilah kadar kolesterol dalam darah dapat dikontrol dengan baik.
  1. Meningkatkan kebugaran pernafasan
    Peningkatan kapasitas darah untuk membawa oksigen dan menyalurkannya ke jaringan-jaringan adalah salah satu kegunaan sinar matahari. Selain itu, sinar matahari juga mampu meningkatkan kebugaran pernafasan karena jumlah glikogen akan bertambah setelah berjemur di bawah terik matahari.
  1. Kekebalan
    Saat kulit terkena sinar matahari, terjadi penambahan sel darah putih, terutama limfosit, yang digunakan untuk menyerang penyakit. Secara tidak langsung antibodi-pun akan ikut meningkat. Kondisi ini akan bertahan hingga 3 minggu. Menurut penelitian, 10 menit di bawah matahari satu dua kali seminggu dapat mengurangi resiko terkena flu hingga 30-40%.
  1. Penawar infeksi dan pembunuh bakteri
    Sinar matahari mampu membunuh bakteri penyakit, virus, dan juga jamur. Pada perawatan TBC, erysipelas, keracunan darah, peritonisis, pneumonia, mumps, dan asma, terapi sinar matahari sangat dibutuhkan. Bahkan beberapa dari virus penyebar kanker dapat dibinasakan oleh sinar ultraviolet ini. Infeksi jamur, termasuk candida, juga bakteri di udara bereaksi dan dapat dibinasakan oleh sinar matahari.
(Sumber : www.DokterSehat.com)

Senin, 13 Juni 2016

Kita Perlu Memahami Silsilah Keluarga

Di beberapa kesempatan, seperti saat perayaan hari besar keagamaan atau acara arisan keluarga besar, seringkali kita baru menyadari banyaknya jumlah sanak saudara yang kita miliki.
Namun, tidak sedikit orang yang malah tidak mengenali anggota keluarga besarnya sendiri. Alasannya pun bermacam-macam; akibat tidak pernah bertemu, akibat terpisah jarak, atau mungkin sejak awal tidak pernah diperkenalkan oleh orang tua mereka.

Di Jawa, ada istilah “Aja nganti kepaten obor” (jangan sampai apinya padam). Jargon tersebut diungkapkan ketika hendak membangun ikatan silaturahmi dengan kerabat atau saudara, bahkan yang jarang kita temui sekalipun.

Paling tidak, dengan mengenal anggota keluarga besar, Anda dapat bertegur sapa saat tidak sengaja bertemu di jalan, atau tahu harus mencari siapa saat membutuhkan bantuan di tempat yang belum pernah Anda kunjungi sebelumnya.

Di situlah pentingnya pemahaman tentang silsilah keluarga, khususnya bagi generasi muda dalam wangsa atau dinasti atau trah Anda. Pasalnya, saat ini semakin banyak anak muda yang sudah ‘putus pertalian’ dengan generasi yang lebih tua atau saudara jauhnya.

Lantas, bagaimana caranya menelusuri silsilah keluarga? Apa manfaat yang bisa diperoleh? Mengapa kita membutuhkan pengetahuan yang mumpuni tentang jejak keturunan keluarga besar kita?
Psikolog Klinik Terpadu Universitas Indonesia Depok Ratih Zulhaqqi menegaskan pengenalan silsilah keluarga sangat krusial bagi anak atau generasi muda. Sebab, keluarga adalah tempat pertama di mana setiap individu belajar tentang apapun.

Keluarga juga merupakan tempat di mana setiap orang kembali ketika mereka menemui kesulitan. Oleh karena itu, pengenalan silsilah keluarga harus dilakukan oleh orang-orang dewasa kepada anak-anak mereka sejak kecil.

Secara manfaat, pengenalan silsilah keluarga akan membuka jendela pengetahuan individu tentang nilai-nilai hidup maupun tradisi yang dipupuk di dalam wangsa mereka. Nilai-nilai tersebut lantas dicerna dan dimaknai untuk diaplikasikan ke dalam kehidupan. “Misalnya, satu keluarga menganut adat Jawa. Saat seseorang tidak mengenal keluarga besarnya, dia akan kesulitan mengaplikasikan value dalam keluarganya. Padahal, value itu penting sekali agar kehidupan seseorang menjadi lebih terarah,” jelasnya.

Minimnya pengetahuan akan silsilah keluarga juga berdampak pada lemahnya relasi yang terjalin antarindividu di dalam keluarga besar. Padahal, ikatan kekerabatan sangat penting untuk memperkaya jaringan dan lingkar hubungan dalam kehidupan sosial seseorang.   Khusus untuk anak, ketidaktahuan akan silsilah keluarga dapat berimbas secara tidak langsung terhadap kestabilan psikologis mereka. Semakin sedikit personel keluarga besar yang dikenal, semakin minim pula pertautan kasih sayang yang dimiliki seorang anak. “Keluarga itu kan menjadi sumber suplai kasih sayang. Jadi, kalau semakin sedikit keluarga yang dia kenal, pasti suplai kasih sayangnya pun semakin sedikit. Nah, ini pasti akan memengaruhi keseimbangan dia secara psikologis.”

Dia mencontohkan jika seorang anak sulit terbuka pada orang tuanya, tapi dia juga tidak mengenal sepupu, paman/bibi, atau saudara jauhnya, maka dia tidak punya tempat lagi yang dapat dijadikan sebagai wadah curahan hati. Ratih mengatakan orang tua memang seharusnya menjadi pagar utama dalam pengenalan generasi muda terhadap silsilah keluarganya. Tujuannya, agar anak tidak merasa canggung atau asing di tengah keluarga besarnya sendiri.

Namun, di kota-kota besar seperti Jakarta, waktu kerap menjadi kendala bagi orang tua untuk mensosialisasikan anggota keluarga besar kepada anak-anak mereka. Kebanyakan orang tua di kota-kota sibuk menghabiskan waktunya di luar rumah.

“Jangankan mengenalkan ke keluarga besar, untuk berinteraksi dengan anak saja kadang-kadang mereka minim sekali. Saat akhir pekan pun lebih banyak digunakan untuk me time atau istirahat karena sudah terlalu lelah bekerja.” Guna mengatasi hal tersebut, dia menyarankan agar sarana media sosial dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan intensitas komunikasi antarkeluarga. Salah satu tipsnya adalah dengan membentuk ‘grup keluarga’ melalui aplikasi komunikasi.
Cara lainnya adalah dengan saling berkirim surat. Meskipun metode tersebut terbilang cukup ketinggalan zaman, Ratih percaya surat-menyurat dapat menjadi sarana mengekspresikan hal-hal yang mungkin tidak dapat terucap secara verbal. “Selain itu, setiap keluarga sepertinya harus punya buku silsilah yang terus diperbarui dan dilanjutkan kepada generasi mudanya. Sehingga, mereka tahu siapa kakek buyutnya dan sebagainya. Jadi, semacam primbon,” tuturnya.

Meskipun membuat buku silsilah keluarga terbilang tidak mudah, saat ini sudah banyak aplikasi digital genogram yang mempermudah pembuatan pohon keluarga. Jadi, mari kita saling mengenal keluarga besar kita sebelum terlambat! (Sumber : lifestyle.bisnis.com)

Minggu, 12 Juni 2016

Dengan Sholat Jiwa Menjadi Tenang

[Sabtu, 2 April 2016] Dengan Sholat dan membaca Al-Quran jiwa kita menjadikan tenang. Begitulah yang selalu diingatkan Trina kepada anak-anaknya. Pada saat Amih di Jakarta pun diajak membaca Al-Quran meskipun terbata-bata, maklum saya sudah sepuh. Dan tidak lupa mengajak Amih untuk sholat bersama-sama cucunya.


Sabtu, 11 Juni 2016

Kenangan Lebaran Tahun 2009

Lebaran Tahun 2009, mempunyai kenangan tersendiri bagi kami. Pada waktu itu Apih masih ada bersama-sama keluarga. Pada saat lebaran di tahun 2009 itu, kami menyempatkan foto bersama di teras rumah di Kelurahan Regol, Kecamatan Ancol, Kabupaten Bandung. Sayangnya, keluarga Irwan waktu itu sudah pulang, sehingga tidak ikut dalam foto bersama. Nah inilah beberapa foto yang dapat diambil.




Hidayat Sukrawinata dan Dede





Kamis, 05 Mei 2016

Amih dan cucunya di Eat Republic

[Kamis, 5 Mei 2016] Bertepatan tanggal merah Kenaikan Isa Almasih, Amih diajak jalan ke rumah Uwa Enen di Cipulir, Jakarta Selatan. Pulangnya Amih dan cucunya Ririn dan Ninis mampir di Eat Republic di daerah South City Pondok Cabe. Inilah beberapa gambarnya yang dapat diambil.















Minggu, 17 April 2016

Amih Berkunjung Ke Al-Zaytun

[Minggu, 17 April 2016] Pada saat menjemput Ninis yang telah menyelesaikan pendidikan di Mahad Al-Zaytun, Amih berkesempatan untuk berkunjung ke Al-Zaytun untuk ke dua kalinya. Dulu sewaktu Ninis Usia 3 Tahun pernah diajak Apih dan Amih berkunjung ke Mahad Al-Zaytun yang kondisinya masih gersang.

Kini kondisi Mahad Al-Zaytun sudah rindang yang dipenuhi lebatnya pohon-pohon besar. Serasa napak tilas perjalanan, Amih bersama cucunya menikmati udara segara lingkungan Mahad Al-Zaytun. Ini gambar yang dapat diambil, Amih dan cucunya yang telah menyelesaikan pendidikannya selama 10 tahun. Alhamdulillah.